Setelah kita membahas tiga hal peran wudhu untuk kesucian jiwa, kita akan lanjutkan dua hal lagi yang tersisa:
Hal Keempat : Berkesempatan Minum Dari Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setiap kita pasti mendambakan untuk mendapatkan syafa’at nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkesempatan minum dari telaga beliau. Dan pada saat itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan mengizinkan kepada selain umatnya untuk minum dari telaga tersebut. Ini adalah suatu kebanggaan bagi umat Islam.
Pernahkan anda berpikir, bagaimanakah caranya agar anda dapat dikenali oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga diizinkan oleh beliau untuk minum dari telaganya? Padahal seluruh manusia dan jin dari zaman nabi Adam ‘alaihissalaam hingga manusia terakhir dikumpulkan di tempat yang sama?
Saudaraku, tidakkah anda ingin tahu bagaimana caranya agar dapat dikenal oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bila anda benar-benar menginginkannya, maka simaklah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
(إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ من آيلة من عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا من الثَّلْجِ وَأَحْلَى من الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ وَلَآنِيَتُهُ أَكْثَرُ من عَدَدِ النُّجُومِ وَإِنِّي لَأَصُدُّ الناس عنه كما يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ الناس عن حَوْضِهِ) قالوا يا رَسُولَ اللَّهِ: أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ؟ قال: (نعم، لَكُمْ سِيما لَيْسَتْ لأَحَدٍ من الأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ من أَثَرِ الْوُضُوء). رواه مسلم
“Sesungguhnya telagaku lebih luas dibanding jarak antara Ailah (terletak diperbatasan antara Mesir dan Syam/Palestina) dengan kota Aden (Yaman). Telagaku lebih putih dibanding salju, lebih manis dibanding madu yang dicampur dengan susu. Bejananya lebih banyak dibanding jumlahnya bintang. Dan aku akan menghalang-halangi orang lain, layaknya seseorang yang menghalang-halangi onta orang lain (agar tidak minum) dari telaganya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kala itu engkau dapat mengenali kami ? Beliau menjawab: Ya, kalian memiliki pertanda yang tidak dimiliki oleh siapapun dari umat-umat lain. Kalian datang kepadaku dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kedua kaki kalian bercaha dari bekas berwudlu.” Riwayat Muslim.
Hal Kelima : Tinggikan Derajat Anda Dengan Berwudlu.
Orang-orang yang mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah adalah orang-orang yang telah berhasil merealisasikan iman dalam jiwa dan raganya. Sehingga tidaklah ia berperilaku dan bertutur kata melainkan dengan hal-hal yang diridlai Allah, yang semua itu merupakan cerminan dari kesucian jiwanya.
]وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى {75} جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاء مَن تَزَكَّى[ طه 75-76
“Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman lagi sungguh-sungguh telah beramal shaleh, maka mereka itu orang-orang yang memperoleh derajat-derajat yang tinggi (mulia). (Yaitu) surga ‘Aden yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang-orang yang telah mensucikan dirinya (dari kekafiran dan kemaksiatan). Thoha 75-76.
Bila kita membaca ayat ini, niscaya berkobar harapan untuk dapat menggapai kedudukan yang tinggi nan mulia di sisi Allah, yang berupa surga ‘Aden, tempat tinggal orang-orang yang telah mensucikan diri mereka.
Saudaraku! Tahukan engkau, bahwa wudlu adalah salah satu hal yang dapat menghantarkan kita kepada derajat yang tinggi nan mulia di sisi Allah?!
عن أبي هُرَيْرَةَ t أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قال: (ألا أَدُلُّكُمْ على ما يَمْحُو الله بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟) قالوا: بَلَى يا رَسُولَ اللَّهِ. قال (إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ على الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إلى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ) رواه مسلم.
Dari sahabat Abu Hurairah t, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudikah kalian aku tunjukkan kepada suatu hal yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa dan meninggikan derajat?” Spontan para sahabat menjawab: Tentu Ya Rasulullah!. Rasulullah bersabda: “Menyempurnakan wudlu walau dalam keadaan susah (karena dingin, atau panas atau sakit atau lainnya-pen), banyak melangkahkan kai ke masjid , menantikan (datangnya waktu sholat) selepas menunaikan sholat, maka itu adalah berjaga-jaga (di jalan Allah), maka itu adalah berjaga-jaga (di jalan Allah)”. Riwayat Muslim.
Bila kita telah memahami kelima kiat diatas, mungkin kita akan lebih mudah untuk memahami sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
(من تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قال: أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ له وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللهم اجْعَلْنِي من التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي من الْمُتَطَهِّرِينَ، فُتِحَتْ له ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ من أَيِّهَا شَاءَ) رواه الترمذي وصححه الألباني
“Barang siapa yang berwudlu, dan ia menyempurnakan wudlunya, lalu ia berdoa: “Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang layak untuk diibadahi selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci” niscaya akan dibukakan untuknya kedelapan pintu surga (semuanya), dan ia dipersilahkan untuk masuk dari pintu manupun yang ia kehendaki”. Riwayat At Tirmizyi dan dishahihkan oleh Al Albany.
Al Mubarakfuri berkata: “Dikarenakan taubat itu adalah kesucian batin dari noda-noda dosa, sedangkan wudlu adalah kesucian lahir dari hadats-hadats yang menghalangi seseorang dari mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala, maka sangat tepat bila orang yang berwudlu menggabungkan keduanya dalam doa.”([1])
Saudaraku seiman dan seakidah! Andai setiap berwudlu, kita menghadirkan berbagai hikmah dan pelajaran agung di atas, niscaya –atas izin Allah- kesucian jiwa akan mudah kita gapai. Cobalah saudaraku! bila anda hendak berwudlu untuk sholat atau lainnya, hadirkanlah hikmah-hikmah di atas dalam niat (batin) anda, agar anda dapat merasakan betapa indahnya kesucian jiwa.
Semoga, uraian singkat ini bermanfaat bagi saya dan anda semua, dan semoga Allah senantiasa melimpahkan taufiq-Nya kepada kita, sehingga kita dapat mensucikan jiwa kita yang penuh dengan noda dosa dan maksiat. Wallahu a’lam bis showaab.
Selesai..
Keterangan:
[1] ) Tuhfatul Ahwazy oleh Al Mubarukfuri 1/150.